24 hours +


Saat kau hidup di dunia ini, sudah dipastikan kau akan memiliki waktu 24 jam dalam seharinya. Namun, sebagai manusia dengan segala keserkahannya, terkadang kita menginginkan waktu lebih. 24 jam yang dianugerahkan Tuhan pada kita serasa masih kurang. Selalu saja ada rasionalisasi kita akan semua hal itu. Daan seperti pula yang aku alami kini. Ketika deadline tugas menghampiri ku, segeralah aku membuat defent mechanism. Sebuah pertahanan diri menyangkal semua kesalan ku dalam memanaje waktu ku, dengan menyalahkan waktu yang kurang. Sungguh, locus of contol eksternal seka
li bukan. Segala hal buruk akan dikambing hitamkan pada hal yang ada di luar diri kita. Sangat manusiawai.

Semua bermula dari weekend ini, yang ku habiskan dengan bermalas-malsan. Hal itu juga tanpa alasan. Sudah beberapa minggu ini week end ku habiskan buat ngerjain tugas. Alhasil, beberapa hari yang lalu kondisiku kurang baik. Sekaranglah saatnya istirahat. Nonton film, OL, main, dan yang penting juga tidur.
Seperti kata pepatah, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Tapi, berhubung aku membalik pepatah itu, jadi ya terima sendiri akibatnya, bersenang-senaang dahulu bersakit-sakit kemudian.

Ya, kini aku harus berusaha menyelesaikan tugasku. Menganggapnya sebagai suatu anugrah. Waktu yang ku punya harus dapat lebih ku manfaatkan sebaik mungkin. Biarkan kini, waktu ini yang mencekik ku untuk sementara waktu akibat kemalasan ku menyegerakan mengerjakan tugas week end ini. Dan biarkan otak ku kini tersetrum, kembali ke aktivitas yang sesungguhnya. Terlalu lama mengistirahatkan otak , bisa-bisa otak ku frozen, semua memori tentang kuliah jadi caking, dan perlu merekonstitusi lama agar caking-caking itu menjadi homogen kembali.

Saatnya menghomogenkan pikiran. Semangat awali minggu ini.
SEMANGAT !!!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI ATRIBUSI (1) : Teori Atribusi Harrold Kelley

Auto anamnesa dan Alo anamnesa