AUTISME (3) : Terapi bagi Penyandang Autisme
·
Penanganan/intervensi terapi pada
penyandang autisme harus dilakukan dengan intensif dan terpadu. Penanganan
penyandang autisme memerlukan kerjasama tim yang terpadu yang berasal dari
berbagai disiplin ilmu antara lain psikiater, psikolog neurolog, dokter anak,
terapis bicara, pendidik dan keluarga. Beberapa terapi autisme (Yusuf, 2003) antara lain:
1. Terapi medis
Pemberian obat pada anak menurut
dr. Melly Budiman harus didasarkan pada diagnosis yang tepat, pemakaian obat
yang tepat, pemantauan ketat terhadap efek samping dan mengenali cara kerja
obat. Perlu diingat bahwa setiap anak memiliki ketahanan yang berbeda-beda
terhadap efek obat, dosis obat dan efek samping. Oleh karena itu perlu ada
kehati-hatian dari orang tua dalam pemberian obat yang umumnya berlangsung
jangka panjang. Pemakaian obat akan sangat membantu untuk memperbaiki respon
anak terhadap lingkungan sehingga ia lebih mudah untuk mengikuti terapi
lainnya.
2. Terapi psikologis
Perkembangan kemampuan berjalan
lambat dan mudah hilang sering terjadi dalam penanganan autisme. Umumnya
intervensi difokuskan untuk meningkatkan kemampuan bahasa dan komunikasi, self-help dan perilaku sosial serta mengurangi
perilaku yang tidak dikehendaki seperti melukai diri sendiri (self mutilation),
temper tantrum dengan penekanan pada peningkatan fungsi individu dan bukan
“menyembuhkan” dalam arti mengembalikan penyandang autis ke posisi normal.
3. Terapi wicara
Umumnya hampir semua penyandang
autisme menderita gangguan bicara dan berbahasa. Terapi wicara pada penyandang
autisme merupakan suatu keharusan. Penanganannya berbeda dengan penderita
gangguan bicara oleh sebab lain. Salah seorang tokoh yang mengembangkan terapi
bicara ini adalah Lovaas pada tahun 1977 yang menggunakan pendekatan behaviouris-model operant conditioning. Anak
yang mengalami hambatan bicara dilatih dengan proses pemberian reinforcement dan meniru vokalisasi
terapis.
4. Fisioterapi
Pada anak autisme juga
diberikan fisioterapi yang berfungsi untuk merangsang perkembangan motorik dan
kontrol tubuh.
5. Alternatif terapi lainnya
Beberapa terapi lainnya yang
menjadi alternatif penanganan penyandang autis menurut Sleeuwen, yaitu :
a.
Diet Khusus (Dietary
Intervention) yang disesuaikan dengan cerebral alergies yang
diderita penyandang autis.
b.
Terapi musik
Terapi musik meliputi aktivitas
menyanyi, menari mengikuti irama dan memainkan alat musik. Musik dapat sangat
bermanfaat sebagai media mengekspresikan diri, termasuk pada penyandang autis.
c.
Son- rise program
Program ini berdasarkan pada
sikap menerima dan mencintai tanpa syarat pada anak-anak autistik. Diciptakan
oleh orangtua yang anaknya didiagnosa menderita autisme tetapi karena program
latihan dan stimulasi yang intensif dari orangtua anak dapat berkembang tanpa
tampak adanya tanda-tanda autistik.
d.
Program Fasilitas Komunikasi
Meskipun sebenarnya bukan
bentuk terapi, tetapi program ini merupakan metode penyediaan dukungan fisik
kepada individu dalam mengekspresikan pikiran atau ide-idenya melalui papan
alfabet, papan gambar, mesin ketik atau komputer.
e.
Terapi vitamin
Penyandang autis mengalami
kemajuan yang berarti setelah mengkomsumsi vitamin tertentu seperti B6 dalam
dosis tinggi yang dikombinasikan dengan magnesium, mineral dan vitamin lainnya.
Keberhasilan terapi menurut
Budiman (Yusuf, 2003)
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
- Berat ringannya gejala atau berat ringannya kelainan otak.
- Usia, diagnosis dini sangat penting oleh karena semakin muda umur anak saat dimulainya terapi semakin besar kemungkinan untuk berhasil.
- Kecerdasan, makin cerdas anak tersebut makin baik prognosisnya.
- Bicara dan bahasa, 20% penyandang autis tidak mampu berbicara seumur hidup, sedangkan sisanya mempunyai kemampuan bicara dengan kefasihan yang berbeda-beda. Mereka dengan kemampuan bicara yang baik mempunyai prognosis yang lebih baik.
- Terapi yang intensif dan terpadu.
Daftar Pustaka:
Yusuf,
E. A., 2003. USU Digital Library. [Online] Available at: http://library.usu.ac.id-download-fk-psikologi-elvi.pdf
[Accessed 1 March 2015].
Komentar
Posting Komentar