KONFORMITAS (3): Faktor yang mempengaruhi konformitas Menurut Myers
Menurut Myers(2012) berikut
ini faktor-faktor yang mempengaruhi konformitas:
1.
Ukuran
Kelompok
Asch,Gerard,Wilhelmy, dan Conolley menemukan bahwa
tiga sampai lima orang akan meningkatkan konformitas dibandingkan hanya sendiri
atau berdua(dalam Myers,2012,h.278). Penelitian lain menemukan bahwa
konformitas cenderung meningkat dengan ukuran kelompok sebesar delapan anggota
atau lebih(Baron & Byrne, 2005,h.57).
Jika penggemar K-POP menjadi mayoritas
suatu kelompok, maka orang dalam kelompok tersebut yang sebelumnya tidak
menyukai K-POP akan menyukai K-POP.
2.
Keseragaman
Suara (Unanimuous)
Sebuah eksperimen konformitas,
mengajarkan bahwa semakin mudah seseorang untuk berdiri membela sesuatu jika ia
menemukan orang lain yang juga berdiri disisi yang sama dengannya(Myers,
2012,hal.279). Jika seorang penggemar K-POP menemukan orang lain yang juga penggemar
K-POP, maka ia semakin merasa jika K-POP memang bagus karena ada orang lain
yang menyukainya juga. Ia tidak segan untuk membela K-POP jika ada orang yang
menjelek-jelekannya, karena ada orang lain yang akan membela idolanya juga.
3.
Kohesivitas (Cohesiveness)
Kohesifitas
merupakan suatu perasaan “kita”, tingkat dimana anggota dari suatu kelompok
terikat satu sama lain, misalnya karena ketertarikan terhadap satu sama lain(Myers,2012,h.280).
Semakin kohesif suatu kelompok, maka akan semakin kelompok tersebut memiliki kekuatan
terhadap para anggota kelompoknya(Myers,2012,h.281).
Jika
ada sekelompok remaja yang didominasi penggemar K-POP, maka jika ada seseorang
anggota kelompok tidak menyukai K-POP maka ia akan tetap menyesuaikan diri agar
seperti anggota yang lain. Jika Korean
Style menjadi kiblat cara berpakaian mereka, maka ia juga akan ikut
berpakaian dengan Korean Style.
4.
Status
Driskell
& Mullen menyatakan bahwa orang-orang kalangan atas dan berstatus cenderung
memiliki lebih banyak pengaruh. Menurut Milgram dalam penelitiannya terlihat
bahwa responden yang memiliki status yang rendah menunjukan kepatuhan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan responden dengan status yang tinggi (dalam
Myers,2012,h.282).
Jika dalam sebuah kelompok drama
terdapat anggota baru bergabung, ia tidak terlalu menyukai K-POP, tapi sebagian
besar anggota senior di kelompok itu menyukai K-POP, maka anggota baru tersebut
akan cenderung ikut berusaha menyukai K-POP juga.
5.
Respon di Depan Umum (Public Response)
Sebuah
penelitian menemukan bahwa konformitas individu akan lebih tinggi ketika mereka
harus berespon di depan umum dibandingkan jika mereka dapat menuliskan jawaban
mereka secara pribadi(dalam Myers, 2012,h.282).
Jika
ada seorang remaja yang tidak menyukai K-POP, sementara hampir seluruh teman di
kelasnya menyukai K-POP, maka jika teman-temannya menceritakan mengenai K-POP,
maka ia mendengarkan pendapat temannya tersebut tanpa mengungkapkan bahwa
sebenarnya ia memiliki pandangan berbeda mengenai K-POP.
6.
Komitmen terhadap Pertanyaan
Setelah membuat komitmen publik, individu cenderung
akan tetap memegang komitmennya, sehingga dapat mengurangi tingkat konformitas
(Myers,2012,h.283). Hal ini disebabkan individu tidak suka untuk terlihat
sebagai seseorang yang tidak tegas. Sehingga jika ada seorang remaja yang
menyatakan dirinya fans dari salah
satu boyband Korea, kemudian terdapat berita miring mengenai boyband yang ia
idolakan itu, maka ia akan tetap menyukai boyband tersebut, dan tidak mengubah
penilaiannya setelah ada kabar buruk tersebut.
Komentar
Posting Komentar