Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

KECEMASAN (7) : Penyebab Kecemasan - Pandangan Eksistensial Humanistik

Gambar
Banyak hal yang membuat seseorang menjadi cemas. Beberapa penyebab dari kecemasan sendiri dapat dijelaskan melalui pendekatan psikologi. Pendekatan tersebut terdiri dari, pendekatan psikodinamik, pendekatan kognitif, pendekatan fisiologis dan pendekatan eksistesial-humanistik.  (Semiun, 2006) 4)       Pandangan Eksistensial Humanistik

KECEMASAN (6) : Penyebab Kecemasan - Pendekatan Fisologis

Gambar
Banyak hal yang membuat seseorang menjadi cemas. Beberapa penyebab dari kecemasan sendiri dapat dijelaskan melalui pendekatan psikologi. Pendekatan tersebut terdiri dari, pendekatan psikodinamik, pendekatan kognitif, pendekatan fisiologis dan pendekatan eksistesial-humanistik.  (Semiun, 2006) 3)       Pendekatan Fisologis

KECEMASAN (5) : Penyebab Kecemasan – Pendekatan Kognitif

Gambar
Banyak hal yang membuat seseorang menjadi cemas. Beberapa penyebab dari kecemasan sendiri dapat dijelaskan melalui pendekatan psikologi. Pendekatan tersebut terdiri dari, pendekatan psikodinamik, pendekatan kognitif, pendekatan fisiologis dan pendekatan eksistesial-humanistik.  (Semiun, 2006) 2)       Pendekatan Kognitif

KECEMASAN (4) : Penyebab Kecemasan – Pendekatan Psikodinamik

Gambar
Banyak hal yang membuat seseorang menjadi cemas. Beberapa penyebab dari kecemasan sendiri dapat dijelaskan melalui pendekatan psikologi. Pendekatan tersebut terdiri dari, pendekatan psikodinamik, pendekatan kognitif, pendekatan fisiologis dan pendekatan eksistesial-humanistik.  (Semiun, 2006) 1)       Pendekatan Psikodinamik

KECEMASAN (3) : Karakteristik Kecemasan

Gambar
Kecemasan merupakan suatu keadaan emosional yang memiliki ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasan apreshensif  bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.  Nevid menjelaskan orang yang mengalami kecemasan memiliki

KECEMASAN (2) : Tipe Kecemasan

Gambar
Freud membedakan kecemasan ke dalam tiga tipe, yaitu kecemasan realitas, kecemasan  neurotik, dan kecemasan moral atau bisa juga diartikan sebagai kecemasan terhadap perasaan-perasaan bersalah. Pokok dari ketiga macam kecemasan tersebut adalah kecemasan realitas atau rasa takut terhadap bahaya-bahaya nyata di dunia luar, sedangkan kedua tipe yang lain berasal dari kecemasan realitas tersebut. Kecemasan neurotik adalah

KECEMASAN (1) : Definisi Kecemasan

Gambar
Menurut Nevid (2005) , kecemasan merupakan suatu keadaan aprehensi atau  keadaan khawatir yang mengeluhkan sesuatu yang buruk akan terjadi. Nevid berbendapat bahwa ada banyak hal yang mampu membuat seseorang menjadi cemas, misalnya sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan, relasi sosial, ujian, karir, relasi international dan

POLA ASUH DEMOKRATIS (3) : Proses Terjadinya Persepsi Pola Asuh Demokratis

Gambar
Walgito (2002) mengemukakan bahwa tahapan persepsi ada empat yaitu: a.     Proses fisik, yaitu proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia. Stimulus yang dimaksudkan berupa perlakuan orangtua yang demokratis terhadap anak yaitu memberi

POLA ASUH DEMOKRATIS (2) : Ciri-ciri Pola Asuh Demokratis

Gambar
Baumrind (Santrock, 2007) mengatakan orangtua yang demokratis mempunyai ciri-ciri, antara lain: a.     Tegas namun tetap hangat

POLA ASUH DEMOKRATIS (1) : Pengertian Pola Asuh Demokratis

Gambar
Pengasuhan atau sering disebut pola asuh Santrock (2007) mengatakan  bagaimana orangtua memperlakukan anak, mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan, hingga upaya pembentukan norma-norma yang

PERSEPSI (3) : Komponen Persepsi

Gambar
Ali & Asrori (2006) mengatakan setiap individu pasti mengalami apa yang disebut persepsi sebagai hasil penghayatannya terhadap berbagai perangsang atau (stimulus) yang berasal

PERSEPSI (2) : Faktor Persepsi

Gambar
Hasil dari proses persepsi yang dilahirkan oleh setiap individu berbeda meskipun objeknya sama. Hal ini disebabkan karena faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut. Walgito

PERSEPSI (1) : Pengertian Persepsi

Gambar
Satiadarma (2001) menyatakan persepsi adalah hal-hal yang kita tangkap melalui pengindraan, selanjutnya kita transformasikan ke susunan syaraf pusat di otak, kemudian

PERILAKU ASERTIF (3) : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Asertif

Gambar
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku asertif (Hergina, 2012) dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal: a.     Faktor internal 1)    Jenis Kelamin Pria cenderung memiliki perilaku asertif yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Hal

PERILAKU ASERTIF (2) : Aspek Perilaku Asertif

Gambar
Fensterheim dan Baer (1995) mengatakan orang yang berperilaku asertif memiliki 4 aspek yaitu : a.        Dapat berkomunikasi dengan orang lain, baik dengan orang yang tidak dikenal, sahabat, dan keluarga. Relatif terbuka, jujur, dan sebagaimana mestinya dalam berkomunikasi.

PERILAKU ASERTIF (1) : Pengertian Perilaku Asertif

Gambar
Perilaku asertif menurut Lazarus  (1976) adalah perilaku yang memiliki ketegasan yang terjadi karena adanya kebebasan emosi dari setiap usaha untuk membela hak-haknya serta

BULLYING (5) : Karakteristik Perilaku Bullying

Gambar
Astuti (2008) membagi karakteristik pada pelaku bullying dan korban bullying, yaitu: a.          Pelaku bullying : 1)       Hidup berkelompok dan menguasai kehidupan sosial siswa disekolah. 2)       Menempatkan diri di tempat tertentu di sekolahnya 3)       Merupakan tokoh populer di sekolah

BULLYING (4) : Bentuk-bentuk Bullying

Gambar
Yayasan SEJIWA (2008) menyatakan bahwa terdapat 3 macam bentuk bullying : a.         Bullying verbal Bullying verbal adalah bentuk bullying yang dilakukan secara verbal, seperti mengejek, menghina, mengolok-olok, menakuti lewat telpon, ancaman kekerasan, pemerasan, mencela,

BULLYING (3) : Unsur-Unsur Bullying

Gambar
Bullying dapat terjadi karena terdapat berbagai unsur dalam bullying tersebut. Yayasan SEJIWA (2008) menyebutkan, unsur-unsur bullying diantaranya : a.          Pelaku bullying Pelaku bullying umumnya seorang anak yang memiliki kekuatan dan kekuasaan di atas korbannya. Pelaku bullying umumnya temperamental, kuat, dan berfisik besar.

BULLYING (2) : Faktor-Faktor Penyebab Bullying

Gambar
Bullying dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti yang diungkapkan oleh beberapa ahli berikut. Astuti (2008) menyatakan bahwa terjadinya bullying antara lain disebabkan oleh: a.        Perbedaan kelas (senioritas), ekonomi, agama, gender, etnisitas/rasisme. b.       Tradisi senioritas, sebuah tradisi senioritas yang diwariskan secara turun temurun.

BULLYING (1) :Pengertian Kecenderungan Bullying

Gambar
Chaplin (2006) menyatakan kecenderungan berasal dari kata tendency yang berarti satu set atau satu disposisi untuk bertingkah laku dengan satu cara tertentu. Kecenderugan merupakan keinginan, kesukaan hati untuk melakukan sesuatu. Kecenderungan dapat menimbulkan dasar kegemaran sesuatu. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008)  juga mengartikan bahwa kecenderungan adalah kecondongan hati, kesudian ataupun keinginan untuk melakukan sesuatu.