PERILAKU ASERTIF (2) : Aspek Perilaku Asertif
Fensterheim dan
Baer (1995) mengatakan orang yang berperilaku asertif memiliki 4 aspek yaitu :
a. Dapat
berkomunikasi dengan orang lain, baik dengan orang yang tidak dikenal, sahabat,
dan keluarga. Relatif terbuka, jujur, dan sebagaimana mestinya dalam
berkomunikasi.
b. Bertindak
dengan cara yang dihormatinya sendiri, maksudnya karena sadar bahwa seseorang
tidak dapat selalu menang, seseorang menerima keterbatasan namun seseorang
berusaha untuk menutupi dengan mencoba mengembangkan dan selalu belajar dari
lingkungan.
c. Merasa
bebas untuk mengemukakan emosi yang dirasakan melalui kata dan tindakan.
Misalnya: “inilah diri saya, inilah yang saya rasakan dan saya inginkan”.
d. Mempunyai
pandangan yang aktif tentang hidup, karena orang asertif cenderung mengejar apa
yang diinginkan dan berusaha agar sesuatu itu terjadi serta sadar akan dirinya
bahwa seseorang tidak dapat selalu menang, maka seseorang menerima
keterbatasannya, akan tetapi seseorang selalu berusaha untuk mencapai sesuatu
dengan usaha yang sebaik-baiknya, sedangkan orang yang tidak asertif selalu
menunggu tejadinya sesuatu.
Galassi dan
Galassi (1978) memperluas perilaku asertif ke dalam 9 kategori yaitu memberi
dan menerima pujian, membuat permintaan, memulai dan memelihara percakapan,
mempertahankan hak pribadi, menolak permintaan, mengungkapkan pendapat pribadi,
perasaan tidak senang, mengungkapkan kemarahan, dan perasaan-perasaan positif
(Rakos, 1991).
Ketidak
asertivitasan orang bisa juga dipengaruhi oleh budaya, salah satunya karena
budaya ewuh-pakewuh yang dimiliki oleh seseorang. Hal itu dikuatkan dari
hasil penelitian Tobing & Yuniarti (2010) yang mengungkapkan bahwa perokok
pasif tidak mampu mengungkapkan keberatan secara langsung kepada perokok aktif
karena budaya ewuh-pakewuh yang dimilikinya.
Berdasarkan uraian mengenai aspek perilaku asertif
maka dapat disimpulkan bahwa aspek asertif adalah mengekspresikan perasaan
negatif, mengatasi kritik dan tekanan, meminta bantuan, mempertahankan hak
pribadi, mengungkapkan pendapat pribadi, memberi dan menerima pujian, memulai
dan memelihara percakapan, dan menolak permintaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Fensterheim & Bear (1995). Jangan
Bilang YA Bila Anda Akan Mengatakan Tidak.
Jakarta: Gunung Jati
Rakos, R.F. (1991). Assertive Behavior: Theory, Research, and
Training. Newyork: Routledge
Tobing, D. H,. & Yuniarti, K. W. (2010). Asertivitas Perikok
Pasif dalam Budaya Ewuh-Pakewuh.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Komentar
Posting Komentar