KECEMASAN (3) : Karakteristik Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu keadaan emosional yang
memiliki ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak
menyenangkan, dan perasan apreshensif
bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.
Nevid menjelaskan orang yang mengalami kecemasan memiliki
beberapa
karakteristik. Yang pertama adalah karakteristik fisiologis, yaitu berupa badan
dan anggota tubuh lain gemetaran, banyak mengeluarkan keringat, mengalami
kontraksi pada otot perut dan dada, pusing, pening, pingsan, jantung berdebar
keras,sering buang air kecil, diare dan gangguan pencernaan lainya.
Individu yang mengalami kecemasan juga ditandai
dengan muculnya karakteristik behavioral
seperti perilaku menghindar, perilaku melekat dan dipenden, serta perilaku yang
mencerminkan keterguncangan. Karakteristik selanjutnya dalam kecemasan adalah
fokus pada aspek kognitif seperti khawatir tentang sesuatu yang tidak jelas,
mengalami perasaan terganggu atau ketakutan, berkeyakinan bahwa sesuatu yang
buruk kan terjadi, terpaku pada sensasi kebutuhan, ketakutan akan kehilanngan
kontrol, adanya pikiran bahwa semuanya tidak berjalan senormalnya, sulit untuk
berkonsentrasi dan fokus terhadap sesuatu yang dianggap penting, serta beberapa
karakteristik yang ada hubunganya dengan aspek kognitif. (Nevid, 2005)
Kaplan dan kawan-kawan menjabarkan bahwa sensasi
kecemasan sering dialami oleh hampir semua manusia. Sensasi seperti itu
ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan dan samar-samar
disertai oleh gejala otonomik seperti nyeri kepala, berkeringat, kekakuan pada
dada, dan gangguan lambung ringan. Seseorang yang cemas terkadang juga
merasakan gelisah dan dimunculkan secara tidak sadar bahwa dirinya tidak mampu
duduk dan berdiri lama. Secara terperinci Kaplan menyebutkan beberapa
manifestasi perifer dari kecemasan terdiri dari, diare, pusing atau merasa
melayang, hiperhidrosis, hiperrefleksia, hipertensi, palpitasi, midriasis
pupil, gelisah (seperti mondar-mandir), sinkop, takikardia, rasa gatal di
anggota gerak, tremor, gangguan lambung, frekuensi urin, hesitansi, dan
urgensi. Kaplan lebih melihat gejala-gejala yang nampak dalam menjelaskan
manifestasi dari kescemasan, sehingga menurut Kaplan manifestasi perifer dari
kecemasan sebagian besar didominasi oleh aspek fisiologis (Harold I.
Kaplan, Benjamin J. Sadock, & Jack A. Grebb, 1997) .
Semium berbeda dengan Freud ataupun Kaplan. Dirinya
melihat kecemasan sebagai suatu simtom atau gejala yang mendasari gangguan
lain, tetapi juga sebagai gangguan utama yang memiliki beberapa simtom yang
mencirikan gangguan tersebut. Simtom-simtom gangguan kecemasan menurut Semiun
terdiri dari.
·
Simtom Suasana Hati
Simtom-simtom suasana hati dalam
gangguan kecemasan adalah, tegangan panik dan kehawatiran. Individu yang
mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya hukuman dan bencana yang
mengancam dari sutu sumber tertentu yang tidak diketahui, selain itu simtom
suasana hati yang lain adalah depresi dan mudah marah.
·
Simtom Kognitif
Simtom-simtom ini menunjukan
kekhawatiran dan keprihatinan mengenai bencana yang diantisipasi oleh individu.
Seperti halnya khawatir akn hal-hal yang mengerikan, merasa takut berada
diantara khalayak ramai, tidak bisa fokus,dll.
·
Simtom Somatik
Dibagi menjadi dua, yang pertama
simtom langsung terdiri dri keringat, mulut kering, napas pendek, denyut nadi
cepat, tekanan darah meningkat, kepala terasa berdenyut-denyut, dan otot tersa
tegang. Yang kedua apabila kecemasan tersebut berkepanjangan, simtom-simtom
tambahan seperti tekanan meningkat secara kronis, sakit kepala, otot melemah
dan gangguan pencernaan.
·
Simtom Motor
Orang-orang yang merasa cemas sering
merasa tidak tenang, gugup, kegiatan motor menjadi tanpa rti dan tujuan,
misalnya jari-jari kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang
terjadi secar tiba-tiba. Simtom motorik merupakan gambaran rangsangan kognitif
dan somatic yang tinggi pada individu dan merupakan usaha untuk melindungi
dirinya dari apa saja yang dirasa mengancam (Semiun, 2006) .
Komentar
Posting Komentar