BULLYING (2) : Faktor-Faktor Penyebab Bullying


Bullying dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti yang diungkapkan oleh beberapa ahli berikut.
Astuti (2008) menyatakan bahwa terjadinya bullying antara lain disebabkan oleh:
a.       Perbedaan kelas (senioritas), ekonomi, agama, gender, etnisitas/rasisme.
b.      Tradisi senioritas, sebuah tradisi senioritas yang diwariskan secara turun temurun.
c.       Senioritas, sebagai salah satu perilaku bullying, seringkali pula justru diperluas oleh siswa sendiri sebagai kejadian yang bersifat laten. Bagi mereka keinginan untuk melanjutkan masalah senioritas ada untuk hiburan, penyaluran dendam, iri hati, atau mencari popularitas, melanjutkan tradisi atau untuk menunjukan kekuasaan.
d.      Keluarga yang tidak rukun/harmonis, seperti: keluarga yang saling bermusuhan, keluarga broken home, dan lain-lain.
e.       Situasi sekolah yang tidak harmonis atau diskriminatif
f.       Karakter individu/kelompok, seperti: dendam atau iri hati, adanya semangat ingin menguasai korban dengan kekuatan fisik dan daya tarik seksual, dan untuk meningkatkan popularitas pelaku di kalangan teman sepermainan (peer group)-nya
g.      Persepsi nilai yang salah atas perilaku korban.
Priyatna (2010) juga menyatakan  bahwa bullying disebabkan oleh tiga faktor yakni:
a.     Faktor resiko dari keluarga untuk bullying
1)      Kurangnya kehangatan dan tingkat kepedulian orang tua yang rendah terhadap anaknya.
2)      Pola asuh orang tua yang permisif sehingga anak bebas melakukan tindakan apapun yang dia mau, atau sebaliknya.
3)      Pola asuh orang tua yang terlalu keras sehingga anak menjadi akrab dengan susasana yang mengancam.
4)      Kurangnya pengawasan dari orang tua.
5)      Sikap orang tua yang suka memberi contoh perilaku bullying, baik disengaja maupun tidak disengaja.
6)      Pengaruh dari perilaku saudara kandung di rumah.
b.    Faktor resiko dari pergaulan
1)      Suka bergaul dengan anak yang gemar melakukan bullying.
2)      Bergaul dengan anak yang suka dengan tindak kekerasan.
3)      Anak agresif dari status sosial tinggi dapat saja menjadi pelaku bullying demi mendapatkan penghargaan dari kawan-kawan sepergaulannya, atau sebaliknya.
4)      Anak yang berasal dari status sosial yang rendah pun dapat menjadi pelaku bullying demi mendapatkan penghargaan dari kawan-kawan di lingkungannya.
c.     Faktor lain
1)      Bullying akan tumbuh subur disekolah, jika pihak sekolah tidak menaruh perhatian terhadap tindakan tersebut.
2)      Banyaknya contoh perilaku bullying dari beragam media yang biasa dikonsumsi anak, seperti: televisi, film dan video game.
3)      Ikatan pergaulan antar anak yang salah arah sehingga mereka menganggap bahwa anak lain yang mempunyai karakteristik berbeda dari kelompoknya dianggap “musuh´yang mengancam.

Novalia & Dayakisni (2013) menambahkan bahwa asertifitas yang tinggi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan bullying, dibandingkan dengan korban bullying yang memiliki tingkat asertifitas yang rendah. Wahyuni dan Adiyanti (2011) menyatakan juga bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi remaja untuk melakukan bullying, yaitu faktor keluarga, karakteristik internal individu, dan faktor sekolah.
         Faktor penyebab bullying  berdasarkan uraian diatas adalah faktor keluarga, faktor tradisi  senioritas, faktor pergaulan, faktor iklim sekolah dan faktor lainnya. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pada faktor iklim sekolah ; yaitu persepsi siswa terhadap iklim sekolah.

   DAFTAR PUSTAKA
Astuti. (2008). Meredam Bullying: 3 Cara Efektif mengatasi Kekerasan pada Anak. Jakarta: Grasindo.
Novalia & Dayaksini. (2013). Perilaku Asertif dan KecenderunganMenjadi Korban Bullying. Jurnal IlmiahPsikologi Terapan, ISSN: 2301-8267, vol. 01, no.01, Januari 2013
Priyatna, Andri. (2010). Let’s end bullying. memahami, mencegah, dan mengatasi bullying. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Wahyuni & Adiyanti. (2011). Correlation Between Perception Toward Parents authoritarian Parenting and Ability to Empathize with Tendency of Bullying Behavior On Teenagers

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI ATRIBUSI (1) : Teori Atribusi Harrold Kelley

Auto anamnesa dan Alo anamnesa