DEWASA TENGAH (3) : Teori-teori Kepribadian dan Perkembangan pada Masa Dewasa Tengah

Hasil gambar untuk cartoon person


1.      Fase generativitas versus stagnansi dari Ericson
Generativitas mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apa yang mereka harap dapat
di kerjakan guna meninggalkan warisan dirinya sendiri pada generasi selanjutnya. Melalui generativitas, orang dewasa mencapai semacam imortalitas dengan meninggalkan warisan seseorang pada generasi selajuntnya (McAdams, 1990). Sebaliknya, stag nasi (kadang disebut” penyerapan-diri” ) berkembang ketika individu merasa bahwa mereka tidak melakukan apa-apa bagi generasi berikutnya. Orang dewasa usia tengah baya mengembangkan generativitas dengan beberapa cara uang berbeda (Kotre, 1984). Melalui generativitas biologis, orang dewasa hamil dan melahirkan anak. Melalui generativitas parental (orang tua), orang dewasa memberikan asuhan dan bimbingan kepada anak-anak. Melalui generativitas kerja, orang dewasa mengembangkan keahliaan yang diturunkan kepada yang lain. Individu generativ dalam hal ini adalah seseorang yang mempelajari keahliaan. Dan melalui generatif kultural, orang dewasa menciptakan, merenovasi, atau memelihara aspek tertentu kebudayaan yang akhirnya bertahan. Melaui generativitas, orang dewasa mempromosikan dan membimbing generasi berikutnya melalui aspek-aspek penting kehidupan seperti menjadi orang tua parenting, mengajar, memimpin, dan melakukan sesuatu yang menguntungkan masyarakat (McAdams, 1990) dalam seuatu penelitian, Carol Ryff (1984) membandingkan pandangan perempuan dan laki-laki dari kelompok usia yang berbeda. Dia menemukan bahwa generativitas merupakan persoalan utama orang dewasa usia tengah baya dalam penelitiannya. Mereka melihat dirinya sebagai pemimpin dan pengambil keputusan yang tertarik dalam membantu dan membimbing orang yang lebih mudah.


2.      Teori transformasi dari Gould
Psikiater Roger Gould (1975,1978,1980,1994) menghubungkan fase dan krisi dalam pandangannya tentang transformasi perkembangan. Dia menekankan bahwa paruh kehidupan adalah sama bergejolaknya dengan masa remaja, dengan pengecualian bahwa selama masa dewasa tengah usaha untuk menangani krisis barangkali akan menghasilkan kehidupan yang lebih bahagia dan lebih sehat. Dia percaya bahwa dalam usia 20-an, kita menerima peran-peran baru; dalam usia 30-an kita mulai merasa terjepit dengan tanggung jawab kita, dalam usia 40-an kita mulai merasakan perasaan urgensi bahwa hidup kita amat cepat berlalu.

3.      Musim-musim kehidupan manusia dari levinson pada usia 40, individu telah mencapai tempat yang stabil dalam karirnya, telah mengatasi dan menguasai usaha-usaha sebelumnya yang lebih lemah untuk belajar menjadi orang dewasa, dan sekarang harus melihat ke depan pada jenis kehidupan yang akan dijalaninya sebagai orang dewasa usia tengah baya. Menurut Levinson, perubahan ke masa dewasa tengah berlangsung kira-kira 5thn dan mengharuskan orang dewasa untuk berusaha mengatasi empat konflik utama yang telah ada dalam kehidupannya sejak masa remaja : ( 1 ) Menjadi muda versus menjadi tua (2) menjadi destruktif versus menjadi konstruktif, (3) menjadi maskulin versus menjadi feminin, dan (4) terikat pada orang lain versus terlepas dari mereka. Menurut Levinson, keberhasilan transisi paruh kehidupan terletak pada seberapa efektif individu mengurangi ( sifat-sifat berlawanan ) dan menerima masing-masing dari mereka sebagai bagian intergral dari keberadaanya. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI ATRIBUSI (1) : Teori Atribusi Harrold Kelley

Auto anamnesa dan Alo anamnesa