DEWASA TENGAH (6) : Kohabitasi dan Kesehatan Mental

Hasil gambar untuk marriage cartoon

 Penelitian menemukan bahwa paling tidak untuk laki-laki, jawabanya adalah tidak. Diantara 18.598 orang Amerika berusia 50 tahun ke atas, laki-laki yang melakukan kohabitasi (tetapi bukan perempuan yang melakukan kohabitasi) lebih mungkin mengalami depresi dibandingkan
rekan mereka yang menikah, bahkan ketika berbagai variable seperti kesehatan fisik, dukungan social, dan sumber daya ekonomi dikontrol. Mungkin laki-laki dan perempuan memandang hubungan mereka secara berbeda. Perempuan, seperti laki-laki, menginginkan pertemanan yang intim, tetapi mungkin mampu menikmati pertemanan tanpa komitmen pernikahan resmi- suatu komitmen yang pada masa paruh baya, bisa berarti adanya kemungkinan untuk merawat suami lanjut usia.
Secara umum, kepuasan perkawinan ini dipengaruhi oleh dua hal, faktor interpersonal dan faktor intrapersonal. Faktor interpersonal adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan interaksi perkawinan, sedangkan faktor intrapersonal menunjuk pada karakteristik yang cenderung menetap pada individu seperti kepribadian (Karney & Brabbury, dalam Biod & Meville, 1994).
Duvall & Miller (1985) menyebutkan bahwa kepuasan perkawinan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu latar belakang (background characteristics) dan keadaan sekarang (current characteristic). Faktor latar belakang meliputi perkawinan orangtua, masa kecil, disiplin, pendidikan seks, pendidikan, dan kedekatan. Sementara faktor keadaan sekarang meliputi ekspresi kasih sayang/afeksi, tingkat kepercayaan, tingkat kesetaran, komunikasi, kehidupan seksual, kehidupan sosial, tempat tinggal, dan pendapatan. Tidak dapat dipungkiri bahwa faktor masa lalu (background characteristics) juga menjadi faktor pendukung tercapainya kepuasan dalam perkawinan, namun tidak ada yang bisa dilakukan dengan apa yang telah terjadi selain menerima dan mencoba untuk memahami hal tersebut.
Hal yang senada juga diungkapkan oleh Hendrick & Hendrick (1992) yang menyatakan ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi kepuasan perkawinan, yaitu:
Premarital factors
  1. Latar belakang ekonomi, dimana status ekonomi yang dirasakan tidak sesuai harapan dapat menimbulkan bahaya dalam perkawinan.
  2. Pendidikan, dimana pasangan yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, dapat merasakan kepuasan yang lebih rendah karena lebih banyak menghadapi stresor seperti penghasilan atau tingkat penghasilan yang rendah.
  3. Hubungan dengan orangtua yang akan mempengaruhi sikap anak terhadap romantisme, perkawinan dan perceraian.
Postmarital factors
  1. Kehadiran anak, sangat berpengaruh terhadap menurunnya kepuasan perkawinan, terutama pada wanita.
  2. Lama perkawinan, dimana dikemukakan oleh Duvall & Miller bahwa tingkat kepuasan perkawinan tinggi di awal perkawinan, kemudian menurun setelah kelahiran anak pertama, dan kemudian meningkat kembali setelah anak mandiri.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI ATRIBUSI (1) : Teori Atribusi Harrold Kelley

Auto anamnesa dan Alo anamnesa