KESEHATAN PADA DEWASA TENGAH (7) : Stres dan Kesehatan


Hasil gambar untuk healthy cartoon


Kemampuan tubuh beradaptasi terhadap stres, disebut dengan alleostatis, melibatkan otak yang mempersepsikan bahaya (apakah nyata atau khayalan), melibatkan kelenjar adrenal yang memobilisasi tubuh untuk melawannya, serta melibatkan sistem kekebalan yang memberikan
pertahanan.
Orang-orang usia paruh baya cenderung mengalami bentuk stressor yang berbeda-beda dibandingkan orang dewasa yang lebih muda. Stres bisa berasal dari perubahan peran:transisi karier, anak yang sidah besar sudah siap meninggalkan rumah, dan negosiasi ulang hubungan keluarga. Orang-orang usia paruh baya mungkin diberi perlengkapan yang lebih baik untuk menanggulangi stres, daripada individu pada kelompok usia lain.

a.       Bagaimana Stres Memengaruhi Kesehatan
Stres mungkin terkait dengan penyakit melalui kurangnya kesadaran penguasaan atau kontrol. Orang-orang yang meyakini mereka memliki kontrol atas hidup mereka  cenderung terlibat dalam perilaku-perilaku yang lebih sehat. Dalam penelitian MIDUS, mereka yang memliki kesadaran mengontrol diri, tanpa mempedulikan SSE, memliki penyakit yang lebih sedikit dan fungsi fisik yang lebih baik. Penemuan ini bisa membantu menjelaskan dampat stres terkait pekerjaan.

b.      Stres dan Burnout Terkait dengan Pekerjaan
Burnout adalah respons yang berkepanjangan terhadap stressor kronis di tempat kerja yang diakibatkan oleh ketidaksesuaian antara karyawan dengan pekerjaannya. Apakah itu karena tuntutan pekerjaan yang melebihi kemampuan coping karyawan, atau usaha karyawan tidak diberikan imbalan yang cukup. Burnout terutama lazim terjadi pada orang-orang di dalam profesi yang bersifat membantu (seperti mengajar, kedokteran, terapi, kerja sosial, dan pekerjaan polisi) yang merasa frustasi oleh ketidakmampuan mereka menolong orang-orang seperti yang mereka inginkan.
Cara paling efektif  untuk meringankan stres dan burnout mungkin mengubah kondisi yang menyebabkannya dengan memandang bahwa karyawan memliki kesempatan melakukan pekerjaan yang berarti buat mereka, menggunakan ketrampilan dan oengetahuan mereka, dan memberikan mereka harapan agar merasa dapat mencapai prestasi dan harga diri.

c.       Stress Pengangguran
Penelitian mengenai pengangguran telah mengaitkannya dengan sakit kepala, masalah perut, dan tekanan darah yang tinggi; dengan penyakit fisik dan mental termasuk serangan jantung, stroke, kecemasan, dan depresi. Stres tidak hanya berasal dari kehilangan pendapatan dan mengakibatkan kesulitan keuangan, tetapi juga dari penurunan dalam kesejahteraan psikologis yang diakibatkan dari kehilangan pekerjaan.
Dampak psikologis pengangguran secara umum bersifat sementara; mendapatkan pekerjaan baru dapat memulihkan kesejahteraan. Motivasi dan perasaan keahlian merupakan faktor-faktor penting dalam mencari pekerjaan. Namun demikian, pekerja lanjut usia, perempuan, dan orang bukan kulit putih cenderung mengalami masalah yang lebih besar dalam mencari pekerjaan dibandingkan mereka yang lebih muda, laki-laki, dan kulit putih.

DAFTAR PUSTAKA
Santrock, 2002. Life-Span Development Perkembangan Manusia, Edisi ke lima, Buku I, Alih bahasa Achmad Chusairi. Jakarta, Erlangga
Santrock, 2002. Life-Span Development Perkembangan Manusia, Edisi ke lima, Buku II, Alih bahasa Achmad Chusairi. Jakarta, Erlangga


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI ATRIBUSI (1) : Teori Atribusi Harrold Kelley

Auto anamnesa dan Alo anamnesa