PERKEMBANGAN KOGNITIF DEWASA TENGAH (1) : Mengukur Kemampuan Kognitif pada Masa Paruh Baya
Pengukuran kemampuan kognitif
pada paruh baya dapat dilakukan dengan berberapa cara. Berikut ini akan dipaparkan cara pengukuran
kemampuan kognitif dewasa madya melalui penelitian longitudinal maupun dengan
melihat hasil dari Fluid
intelligence dan
Cryztallized intelligence.
K. Warner Schaie:
Penelitian Longitudinal Seattle
Penelitian
dimulai pada tahun 1956 dengan subjek terpilih sebanyak 500 orang: 25 laki-laki
dan 25 perempuan pada masing-masing rentang 5 tahun mulai dari usia 22 sampai
67 tahun. Subjek penelitian mengerjakan tes mengenai enam kemampuan mental
primer dari Thurstone (1938) dalam waktu. Setiap tujuh tahun, subjek penelitian
yang asli diuji kembali dan subjek penelitian yang baru ditambahkan. Sampai
tahun 1994, sekitar 5000 orang telah diuji, lalu dibentuklah sampel
sosial-ekonomi yang beragam secara luas dari dewasa awal sampai lanjut usia.
Para
penelitian menemukan tidak ada pola perubahan perkembangan yang serupa, baik di
antara individu atau sepanjang kemampuan kognitif (Schaie, 1994, 2005).
Meskipun kecepatan perseptual cenderung memuncak pada usia 20-an serta
kemampuan numerik dan kefasihan verbal
pada usia 30-an akhir; puncak kinerja dalam tiga dari enam kemampuan
–penalaran induktif, orientasi ruang, dan kosakata –muncul pada masa dewasa
tengah. Dalam ketiga kemampuan ini, orang-orang usia paruh baya, terutama
perempuan, memiliki skor lebih tinggi dari rata-rata dibandingkan ketika mereka
berusia 25 tahun.
Horn dan Cattell:
Fluid dan Crystallized Intelligence
Fluid intelligence adalah kemampuan memecahkan
masalah baru yang sedikit atau tidak memerlukan pengetahuan sebelumnya, seperti
menemukan pola dalam urutan gambar. Kecerdasan ini melibatkan persepsi
hubungan, pembentukan konsep, dan penarikan kesimpulan. Kemampuan-kemampuan ini,
yang sebagian besar ditentukan oleh status neurologis, cenderung menurun
seiring dengan bertambahnya usia.
Cryztallized intelligence merupakan kemampuan
untuk mengingat dan menggunakan informasi yang diperoleh sepanjang kehidupan,
misalnya, dalam menemukan persamaan kata. Kecerdasaan ini diukur dengan tes
kosakata, informasi umum, dan berbagi respons terhadap situasi dan dilema
sosial. Kemampuan-kemampuan ini, yang sebagian besar bergantung pada pengalaman
pendidikan dan budaya, bertahan atau bahkan meningkat siring dengan
bertambahnya usia.
DAFTAR
PUSTAKA
Santrock,
2002. Life-Span Development Perkembangan
Manusia, Edisi ke lima, Buku I, Alih bahasa Achmad Chusairi. Jakarta,
Erlangga
Santrock,
2002. Life-Span Development Perkembangan
Manusia, Edisi ke lima, Buku II, Alih bahasa Achmad Chusairi. Jakarta,
Erlangga
Komentar
Posting Komentar