PERUBAHAN FISIK MASA DEWASA TENGAH (1) : Fungsi Sensorik dan Psikomotor
Meskipun beberapa perubahan psikologis merupakan akibat
langsung dari penuaan biologis dan perubahan komposisi genetika, faktor
perilaku dan gaya hidup dari masa muda dapat memengaruhi kecenderungan, waktu, dan
kadar perubahan fisik.
Kebanyakan
orang di usia paruh baya menghadapi berbagai perubahan dalam hal penampilan,
fungsi sensorik, motorik, dan sistemik, dan dalam kemampuan reproduksi dan
seksual.
Fungsi Sensorik dan Psikomotor
Dari dewasa awal sampai masa paruh
baya, perubahan sensorik dan motorik hampir tidak terasa. Masalah penglihatan
yang berkaitan dengan usia muncul terutama dalam lima hal: penglihatan dekat, penglihatan dinamis (membaca petunjuk bergerak),
sensitivitas terhadap cahaya, pencarian visual, dan kecepatan memproses informasi visual. Juga, yang lazim adalah
sedikit kerusakan dalam ketajaman visual,
atau ketajaman penglihatan. Adanya perubahan dalam pupil mata, orang berusia
paruh baya memerlukan sepertiga kecerahan lebih banyak untuk mengimbangi
kehilangan cahaya yang mencapai retina.
Oleh karena lensa mata menjadi
kurang fleksibel secara progresif, maka kemampuannya untuk beralih fokus
berkurang. Perubahan ini biasanya terlihat pada masa paruh baya awal dan nyaris
sempurna pada usia 60 tahun. Banyak orang berusia 40 tahun ke atas memerlukan
kacamata baca untuk presbiopia
(berkurangnya kemampuan untuk fokus pada objek dekat), miopia (rabun dekat). Bifokal dan trifokal – kacamata dengan lensa
untuk membaca dikombinasikan dengan lensa untuk penglihatan jarak jauh –
membantu mata dalam menyesuaikan antara objek dekat dan jauh.
Kerusakan pendengaran secara
bertahap, jarang terlihat di awal, makin cepat pada usia 50-an. Kondisi ini
disebut presbiakusis, biasanya terbatas pada suara bernada lebih tinggi
daripada suara yang digunakan untuk bicara. Kerusakan pendengaran karena
kebisingan lingkungan dapat dihindari dengan memakai alat pelindung pendengaran
seperti penyumbat telinga atau alat penutup telinga khusus.
Sensitivitas terhadap rasa dan bau
umumnya mulai menurun pada usia paruh baya. Sebagaimana perasa pada lidah
menjadi kurang sensitif dan jumlah sel olfaktori berkurang, makanan dapat
berasa lebih hambar. Orang
dewasa mulai kehilangan sensitivitasnya untuk menyentuh setelah usia 45 tahun,
dan terhadap rasa sakit setelah usia 50 tahun. Namun demikian, fungsi pelindung
rasa sakit tetap ada: meskipun orang-orang kurang merasakan sakit, mereka
menjadi kurang mampu untuk menoleransinya.
Kekuatan dan koordinasi menurun
secara bertahap dari masa puncaknya selama usia 20-an. Beberapa kerusakan otot
biasanya terlihat pada usia 45 tahun; 10-15% kekuatan maksimal bisa hilang pada
usia 60 tahun. Ini dikarenakan adanya kerusakan pada serat otot, yang
digantikan oleh lemak. Latihan kekuatan dapat mencegah kerusakan otot dan
bahkan mendapatkan kembali kekuatan.
Stamina sering kali bertahan lebih
lama daripada kekuatan. Kehilangan stamina akibat dari penurunan bertahap dalam kadar metabolisme basal (penggunaan energi
untuk mempertahankan fungsi-fungsi vital) setelah usia 40 tahun.
DAFTAR
PUSTAKA
Santrock,
2002. Life-Span Development Perkembangan
Manusia, Edisi ke lima, Buku I, Alih bahasa Achmad Chusairi. Jakarta,
Erlangga
Santrock,
2002. Life-Span Development Perkembangan
Manusia, Edisi ke lima, Buku II, Alih bahasa Achmad Chusairi. Jakarta,
Erlangga
Komentar
Posting Komentar