PERUBAHAN FISIK MASA DEWASA TENGAH (4) : Berbagai Perubahan Seksualitas pada Laki-laki

Hasil gambar untuk person cartoon
Kadar testosteron cenderung menurun secara perlahan setelah usia 30-an sekitar 1 persen setahun. Penurunan dalam testosteron telah dikaitkan dengan pengurangan dalam kepadatan tulang dan massa otot dan juga depresi, kecemasan, mudah marah, insomnia, kelelahan, kelemahan,
dorongan seksual yang lebih rendah, kegagalan ereksi, dan kehilangan ingatan, tetapi tidak jelas apakah berbagai keluhan tersebut terkait dengan kadar testosteron.
Laki-laki sering kali mengalami beberapa perubahan dalam fungsi seksual yang berkaitan dengan perubahan dalam sistem sirkulasi dan endokrin, dan juga stres, merokok, obesitas, masalah kesehatan, dan faktor sosial. Meskipun seorang laki-laki dapat terus bereproduksi sampai tua, jumlah spermanya mulai menurun pada akhir usia 40-an atau 50-an, membuat kecil kemungkinannya bahwa ia akan memiliki anak. Ereksi cenderung lebih lamban dan kurang tegang, orgasme menjadi makin berkurang, dan ejakulasi kurang kuat, serta membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pulih dan ejakulasi kembali.
Aktivitas Seksual.
Frekuensi aktivitas seksual dan kepuasan dengan kehidupan seksual cenderung berkurang secara bertahap selama usia 40-an dan 50-an. Penyebab fisik yang mungkin terjadi meliputi penyakit kronis, pembedahan, pengobatan, dan terlalu banyak makanan dan alkohol. Namun demikian, sering kali penurunan dalam frekuensi tersebut disebabkan oleh faktor nonfisiologis seperti hubungan yang membosankan, terobsesi dengan kekhawatiran bisnis atau keuangan, kelelahan fisik atau mental, depresi, kegagalan menjadikan seks sebagai prioritas yang tinggi, takut gagal ereksi,atau tidak adanya pasangan.
Disfungsi Seksual.
Merupakan gangguan yang terus menerus dalam hasrat seksual atau respon seksual. Hal tersebut dapat berbentuk kurangnya ketertarikan atau kenikmatan dari seks, hubungan seks yang menyakitkan, kesulitan untuk bergairah, orgasme atau ejakulasi dini, ketidakmampuan untuk mencapai klimaks, atau kecemasan mengenai kemampuan berhubungan seksual.
            Bentuk yang paling parah dari disfungsi seksual pada laki-laki adalah disfungsi ereksi, populer disebut impotensi yaitu ketidakmampuan yang terus menerus untuk mencapai atau mempertahankan ereksi penis yang cukup untuk hubungan seks yang memuaskan. Diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, kegagalan ginjal, depresi, gangguan neurologis, dan banyak penyakit kronis dikaitkan dengan disfungsi ereksi. Alkohol, obat-obatan, teknik seksual yang buruk, kurangnya pengetahuan, hubungan yang tidak memuaskan, kecemasan dan stres dapat menjadi faktor pendukung.


DAFTAR PUSTAKA
Santrock, 2002. Life-Span Development Perkembangan Manusia, Edisi ke lima, Buku I, Alih bahasa Achmad Chusairi. Jakarta, Erlangga
Santrock, 2002. Life-Span Development Perkembangan Manusia, Edisi ke lima, Buku II, Alih bahasa Achmad Chusairi. Jakarta, Erlangga



Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI ATRIBUSI (1) : Teori Atribusi Harrold Kelley

Auto anamnesa dan Alo anamnesa