ORIENTASI KOGNITIF (5) : Teori Disonansi Kognitif

Disosansi kognitif didefinisikan sebagai dua elemen dikatakan ada hubungan yang disonan jika (dengan hanya memperhatikan dua elemen itu saja) terjadi suatu penyangkalan dari satu elemen yang diikuti oleh atau mengikuti suatu elemen yang lain. Contoh : jika seseorang berdada di bawah hujan, seharusnya dia kebasahan. Tetapi jika
orang yang berdiri di bawah hujan (satu elemen) tidak basah (pengangkatan elemen yang kedua), maka terjadi hubungan disonan.
Inti dari teori ini adalah antara elemen-elemen kognitif mungkin terjadi hubungan yang tidak pas yang menimbulkan disonansi ( kejanggalan ) kognitif ; disonansi kognitif menimbulkan desakan untuk mengurangi disonansi tesebut dan menghindari peningkatanya; hasil dari desakan itu terwujud dalam perubahan pada kognisi,perubahan tingkah laku dan menghadapakan diri pada beberapa informasi dan pendapat baru yang sudah diseleksi terlebih dahulu.
Menurut Festinger disonansi dapat terjadi dari beberapa sumber berikut :
1.    Inkonsisten logis. Contoh : keyakinan bahwa air membeku pada suhu 00C, secara logis tidak konsisten dengan keyakinan bahwa es balok tidak akan mencair pada 400C.
2.    Nilai-nilai budaya. Kebudayaan sering kali menentukan apa yang disonan dan konsonan. Contoh : makan dengan tangan di restoran mewah menimbulkan disonan, tetapi makan di warteg dengan tangan dirasakan hal umum.
3.    Pendapat umum. Disonansi dapat terjadi karena suatu pendapat yang dianut orang banyak dipaksakan pada pendapat individu. Contoh : seorang remaja akhir senang menonton Dora the Exploler, hal tersebut menimbulkan disonansi karena pendapat umum Dora hanya merupakan kegemaran anak-anak.
4.    Pengalaman masa lalu. Contoh: makan jengkol, tetapi tidak bau. Keadaan ini disonan karena tidak sesuai dengan masa lalu, dimana jengkol dapat menyebabkan bau kurang sedap.

Konsekuensi-konsekuensi Disonansi
1.    Pengurangan disonansi dapat melalui tiga kemungkinan:
a.    Mengubah elemen tingkah laku
b.    Mengubah elemen kognitif lingkungan
c.    Menambah elemen kognitif baru
2.    Penghindaran  disonansi
Adanya disonansi selalu menimbulkan dorangan untuk menghindari disonansi tersebut. Dalam hubungan ini caranya adlah dengan menambah informasi baru yang diharapkan dapat menambah dukungan terhadap pendapat orang yang bersangkutan atau menambah perbendaharaan elemen kognitif dalam diri orang yang bersangkutan. Penambahan elemen baru ini harus sangat selektif, yaitu hanya mencarinya pada orang-orang yang diperkirakan dapat memberi dukungan dan menghindari orang-orang yang pandangannya berbeda.
                               
Cara-cara untuk mengurangi Disonansi :
a.       Mengubah Pendapat sendiri.
b.      Mempengaruhi orang-orang yang tidak setuju agar mengubah pendapat mereka.

c.       Membuat mereka yang tidak setuju tidak sebanding dengan dirinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI ATRIBUSI (1) : Teori Atribusi Harrold Kelley

Auto anamnesa dan Alo anamnesa